Senin, 29 Agustus 2016

FARMAKOPE DAN BENTUK SEDIAAN OBAT



FARMAKOPE 



Farmakope adalah buku resmi yang dikeluarkan oleh sebuah negara yang berisi standarisasi, panduan dan pengujian sediaan obat. Setiap negara menerbitkan dan mempunyai farmakope sendiri, karena setiap negara mempunyai karakteristik fisik manusia dan lingkungan yang berbeda-beda, sehingga jenis dan dosis obatnya berbeda-beda untuk suatu penyakit.
    Farmakope Indonesia adalah buku resmi yang me¬muat monografi sediaan obat dan senyawa kimia yang dilengkapi dengan uraian, rumus, sifat fisikokimia, uji identifikasi, analisis kuantitatif, aturan dosis, dan persyaratan baku ‘ainnya untuk menentukan mutu dan kemurniannya. Buku ini juga dilengkapi dengan lampiran yang berkaitan dengan prosedur berbagai pe¬netapan, pemeriksaan, dan uji yang berkaitan dengan obat-obat yang ada dalam monografi.
United State Pharmakope (USP) adalah farmakope yang diterbitkan oleh Amerika Serikat, British Pharmakope (BP) diterbitkan oleh Inggris dan Nederlands Pharmakope diterbitkan oleh negara Belanda.
Sebelum Indonesia mempunyai farmakope, yang berlaku adalah Farmakope Belanda. Baru pada tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan buku farmakope yang pertama, dan semenjak itu farmakope Belanda dipakai sebagai referensi saja.
Kapan farmakope di buat/di perbaharui: (when)
Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, yaitu:
·         Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit tanggal 20 Mei 1962
·         Farmakope Indonesia sdisi I jilid II tanggal 20 Mei 1965
·         Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966
·         Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
·         Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
·         Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978
·         Farmakope Indonesia III terbit 9 Oktober 1979
·         Farmakope Indonesia IV terbit 19 Desember 1995

Farmakope merupakan buku resmi yang memuat uraian, persyaratan, keseragaman pengujian mutu dan pengolahan atau peracikan obat, juga tentang alat-alat dan persyaratan alat yang digunakan untuk pengolahan / peracikan dan pengujian mutu obat serta cara-cara pengujian potensi obat.

Panitia Farmakope Indonesia dengan surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 115772/U.P. dan mengalami perubahan dan penambahan anggota kepanitiaan dan terbentuklah Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No.3/Pd/61 tanggal 3 November 1961.
Dengan susunan sebagai berikut :
Ketua  : Prof. soetarman, wakil ketua : Drs. E. Looho, wakil ketua I: Drs. Sunarto Prawirosuianto, Sekretaris I : Drs. Poernomosinggih, Sekretaris II : Drs. Marisi P. Sihombing.

Para panitia menyusun farmakope menggunakan naskah persiapan yang diusulkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia yang terpacu pada Pharmacopoea Internationalis Editio Prima Yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 1953


Buku farmakope Indonesia mempunyai fungsi untuk mempelajari :
- Ketetapan suatu bahan
- Ketetapan suatu kadar
- Sifat Kimia
- Bahan obat
- Dosis
- Sifat Kimia
- Ketetapan Kelarutan
- Pemeri
an

SEDIAAN OBAT

Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan.

1. Aerosol
Sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sIstem katup yang sesuai di tekan. Sedian ini digunakan untuk pemakaian topiKal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal pada hidung. 

2. Kapsulae (Kapsul)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:
-Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
-Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
-Lebih enak dipandang
-Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
-Mudah ditelan. 

3. Tablet (Compressi)
-Sedian padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
-Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan.
-Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
-Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan
-Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
-Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
-Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
-Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
-Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.

4. Krim
Sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. 

5. Emulsi
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.

6. Ekstrak
Sediaan pekat yang di peroleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simpliisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian semua atau hamper semua pelarut di uapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat yang ditetapkan.

7. Gel (geli)
-Sistem semi padat terdiri dari suspense yang di buat partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrsai oleh suatu cairan.

8. Immunosera (Imunoserum)
Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen. 

9. Implan atau Pelet
-Sedian dengan massa padat berukuran kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. 

10. Infusa
Sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90’ selama 15 menit. 

11. Inhalasi
Sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran nafas hidung atau mulut untuk memperoleh efek local atau sistemik. 

12.Injectiones (Injeksi)
Sediaan steril untuk kegunaan parenteral, yaitu dibawah atau menembus kulit atau selaput lender.Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.

13. Irigasi
Larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga tubuh, penggunaan adalah secara topical. 

14. Lozenges atau tablet hisap
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. 

15. Sediaan Obat mata
-Salep mata 
Salep steril yang digunakan pada mata.
-Larutan Obat mata
  Larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedimikian rupa hingga   sesuai di gunakan untuk mata.

16. Pasta
Sediaan semi padata yang mengandung satu atau lebih bahan yang di tujukan untuk pemakaiaan topical. 

17. Plester
Bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut. 

18. Serbuk
Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, berupa serbuk yang dibagi bagi (pulveres) atau serbuk yang tak terbagi. (pulvis).
a.Pulvis (Serbuk) Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
b.Pulveres Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.

19. Solutiones (Larutan) Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
Solutio atau larutan
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Taerbagi atas :
1. Larutan Oral
Sediaan cair yang dimasukan untuk pemberian oral. 
2. Larutan tipikal
Sediaan cair yang dimasukan untuk penggunaan topical paad atau mukosa. 
3. Larutan Otik
Sediaan cair yang dimasukan untuk penggunaan dalam telinga. 
4. Larutan Optalmik
Sediaan cair yang digunakan pada mata. 
5. Spirit
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat yang mudah menguap. 
6. Tingtur
Larutan mengandung etanol atau hidro alcohol di buat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. 
  
20. Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
-Penggunaan lokal >> memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
-Penggunaan sistemik >> aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik. 

21. Pilulae (PIL)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.

22. Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.

23. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.

24. Unguenta (Salep)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. 

25. Guttae (Obat Tetes)
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).





Senin, 08 Agustus 2016

FARMAKOLOGI



Farmakologi adalah cabang ilmu kedokteran dan biologi berkaitan dengan studi dari kerja obat, [1] di mana obat secara luas dapat didefinisikan sebagai buatan manusia, alam, atau endogen (dari dalam tubuh) molekul yang memberikan sebuah efek biokimia dan / atau fisiologis pada sel, jaringan, organ, atau organisme (kadang-kadang kata pharmacon digunakan sebagai istilah untuk mencakup spesies bioaktif andexogenous ini endogen). Lebih khusus lagi, adalah studi tentang interaksi yang terjadi antara organisme hidup dan bahan kimia yang mempengaruhi fungsi biokimia normal atau abnormal. Jika zat memiliki sifat obat, mereka dianggap dapat menyembuhkan penyakitBidang ini meliputi komposisi obat dan sifat, sintesis dan obat desain, mekanisme molekuler dan seluler, organ / mekanisme sistem, transduksi sinyal / komunikasi seluler, diagnostik molekuler, interaksi, toksikologi, biologi kimia, terapi, dan aplikasi medis dan kemampuan antipathogenic. Dua bidang utama farmakologi yang farmakodinamik dan farmakokinetik. Mantan penelitian efek dari obat pada sistem biologi, dan yang terakhir efek sistem biologis pada obat. Dalam arti luas, farmakodinamik membahas kimia dengan reseptor biologi, dan farmakokinetik membahas penyerapan, distribusi, metabolisme, dan ekskresi (ADME) bahan kimia dari sistem biologi. Farmakologi tidak identik dengan farmasi dan dua istilah yang sering bingung. Farmakologi, ilmu biomedis, berkaitan dengan penelitian, penemuan, dan karakterisasi bahan kimia yang menunjukkan efek biologis dan penjelasan fungsi seluler dan organisme dalam kaitannya dengan bahan kimia ini. Sebaliknya, farmasi, profesi layanan kesehatan, yang bersangkutan dengan penerapan prinsip-prinsip belajar dari farmakologi dalam pengaturan klinis; apakah itu dalam peran perawatan pengeluaran atau klinis. Dalam kedua bidang, kontras utama antara keduanya perbedaan mereka antara perawatan langsung pasien, untuk praktik farmasi, dan bidang penelitian ilmu-berorientasi, didorong oleh farmakologi.Cabang Farmakologi

Farmakologi dapat dibagi menjadi berbagai cabang. cabang utama diberikan di bawah ini:

farmakokinetik

Farmakokinetik adalah apa yang tubuh kita lakukan untuk obat. Ini mencakup studi penyerapan, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat dan hubungan mereka dengan onset, durasi, dan intensitas efek obat.

farmakodinamik

Farmakodinamik adalah apa obat terhadap tubuh kita. Ini mencakup studi tentang mekanisme kerja obat, hubungan antara konsentrasi obat dan efek terapi dan efek fisik dan kimia obat pada tubuh kita, parasit dan mikro-organisme.

Therapeutics / Pharmacotherapeutics

Ini cabang farmakologi di mana kita menerapkan informasi farmakologi bersama-sama dengan pengetahuan tentang penyakit, untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit.

kemoterapi

Dalam cabang ini, kita mempelajari pengobatan penyakit dengan bahan kimia yang membunuh sel, terutama yang mikro-organisme dan sel neoplastik.

Toksikologi

Dalam cabang ini, kita mempelajari efek samping obat pada tubuh. Ini berkaitan dengan gejala, mekanisme, pengobatan dan deteksi keracunan yang disebabkan oleh zat kimia yang berbeda.

Untuk toksikologi, kriteria utama adalah dosis. Sebuah obat dosis tinggi dapat racun sementara racun dalam dosis rendah dapat menjadi obat.

Farmakologi klinis

Ini adalah penggunaan obat dalam rutinitas klinis. Tujuan utama adalah:
untuk memaksimalkan efek obat
untuk meminimalkan efek samping
untuk menghasilkan data yang optimal untuk penggunaan obat-obatan, dan
untuk mempromosikan penggunaan kedokteran berbasis bukti

Farmasi

Ini adalah cabang farmakologi yang berhubungan dengan studi persiapan, peracikan dan mengeluarkan obat yang berbeda.

pharmacognosy

Ini berkaitan dengan studi tentang sifat obat dalam bentuk mentah atau tidak siap.

pharmacoeconomics

Ini adalah studi tentang faktor-faktor ekonomi mengenai biaya terapi obat, termasuk dampaknya terhadap sistem kesehatan dan masyarakat.

Pharmacogenetics / Farmakogenomik

Ini berkaitan dengan studi variasi genetik yang menyebabkan perbedaan dalam respon obat antara individu-individu yang berbeda.

pharmacoepidemiology

Ini berkaitan dengan studi efek obat pada populasi yang besar. Ini mencakup studi percobaan pada individu yang sehat dan yang sakit dan mengumpulkan pendapat dari dokter meresepkan obat.

Farmakologi komparatif

Ini berkaitan dengan perbandingan obat yang berbeda dari penggunaan yang sama atau berbeda.

Posology

Ini berkaitan dengan studi dosis obat.

Farmakologi hewan

Ini berkaitan dengan sifat yang berbeda dari obat pada hewan.


http://www.getmededu.com/pharmacology-and-its-branches.html